Kami sampai di Bali sekitar jam 5, berputar-putar di area bandara mengambil bagasi dan mencari cemilan untuk dimakan dijalan. Sekitar jam 6 kami pun mencari transportasi yang ada disekitar bandara menuju ke penginapan. Karena kami tinggal ber-14, 2 orang diantara kami berpisah penginapan karena mereka sudah terlebih dahulu memesan kamar di penginapan lain. Tetapi besok harinya mereka tetap ikut trip bersama kami ke Nusa Penida.
Tinggallah kami ber-12 berusaha mencari kendaraan yang bisa langsung mengangkut kami sekaligus. Hanya karena tidak menemukan kendaraan besar akhirnya kami pun berpisah-pisah menjadi 3 taksi dan jalannya beriringan. Sebelumnya kami sudah dipesankan kamar, hanya karena tidak tau lokasi tepatnya dimana akhirnya kami pun mengandalkan driver taksi masing-masing.
Dan sampailah kami di penginapan, disini peserta nambah satu yaitu adik saya. Dia tinggal di Bali, karena kebetulan saya mampir dikotanya yang ada saya pun mengajak dia untuk ikut bersama kami besok mengitari Nusa Penida.
Menyeberangi Sanur menuju Nusa Penida.
Besok harinya jam 6 pagi kami pun berangkat menuju Sanur untuk menyeberang ke Nusa Penida. Selain Nusa Penida dari dermaga ini kita juga bisa menyeberang ke Nusa Lembongan dan Ceningan. Diantara ketiga pulau tersebut, Nusa Penida lah yang paling besar.
Sehingga kalau kita menggunakan kapal untuk menyeberang ke tiga pulau tersebut harga dan lama nya waktu tempuh tidak terlalu jauh beda. Dari Sanur menuju Nusa Penida jaraknya sekitar 45 menit dan biaya Rp. 75.000,-
Dari dermaga, kita dapat melihat aktivitas penumpang dan pekerja lalu lalang. Sesampainya kami disini, turun ke dermaga, penumpang yang dari Nusa Penida yanga akan menuju Bali langsung gantian naik ke kapal yang sama dengan yang tadi kami tumpangi.
Hanya karena airnya surut sehingga kapal tidak bisa bersandar di dermaga, yang ada penumpang mesti turun dan dipindahkan satu demi satu dengan kapal sekoci yang lebih kecil. Jadi di dermaga saja kami membutuhkan waktu sekitar 15 menit sampai semua peserta komplit turun dan kemudian kendaraan yang akan mengantarkan kami keliling nusa penida sudah menanti dan kamipun siap berangkat.
Pemandangan sekitar dermaga cukup bagus dan bersih. Matahari bersinar dengan teriknya sehingga kelihatan langitnya bersih dan cerah. Kondisi disekitar pantai cukup bersih dengan pasir yang putih dan pantai yang cukup panjang.
Menanti teman-teman yang lain pada antri di toilet saya pun berkeliling diseputaran dermaga untuk melihat situasi sekitar pantai.
Menjelajahi Nusa Penida.
Setelah kendaraan mulai jalan saya asyik menikmati pemandangan yang kami lalui. Sepanjang mata memandang saya melihat deretan pohon jati, pohon jambu monyet, kandang sapi dan langit yang biru. Saya sudah lama tidak makan jambu monyet dan sepanjang jalan saya melihat hampir seluruh pohon sudah berbuah dan matang.
Karena gregetan melihat jambu yang ranum-ranum kamipun meminta driver untuk berhenti dan kami pun turun mengambil buah jambu monyet yang dibiarkan begitu saja oleh warga setempat. Kalau menurut driver yang adalah warga setempat, mereka sendiri hampir tidak pernah memakan jambu monyet mungkin karena sudah terlalu banyak dan sering yang ada bosan kali yach.
Jadinya kalau ada pengunjung yang mau ambil diperbolehkan koq (hehehe.. pembelaan diri). Hanya kenapa nga pada dijualin aja yach kan sayang nga ada yang makan buahnya. Kalau biji dari jambu monyet sendiri sepertinya mereka kelolah untuk dijadikan snack atau produk lain. Hanya sayang aja sama buahnya dibiarkan busuk di pohon tidak menghasilkan apa-apa.
Karena ukuran pulau ini cukup besar yang ada kami mengelilingi pulau tersebut seharian tetapi tidak semuanya dapat kami singgahi. Dari satu tempat ke tempat lain jaraknya cukup jauh dan jalan yang kami lewati hampir seluruhnya jelek. Rata-rata kondisi jalan yang kami lalui berlubang dan masih berupa tanah berpasir sehingga dimusim kemarau seperti saat ini membuat jalanan berdebu.
Pura Paluang.
Tidak berapa lama kami pun sampai ke tujuan kami yang pertama yaitu Pura Paluang. Adik saya, Samuel disetiap spot saya minta jadi model. Sebenarnya dia sama dengan saya paling males kalau diminta berfoto, yang ada disetiap tempat ketika saya minta berpose dia ogah-ogahan. Tapi karena saya maksa-maksa akhirnya dia mau juga tapi yang ada posenya sama disetiap tempat, hanya beda background doang.
Kalau dilihat sekilas dari luar, pura itu tidak berbeda jauh dengan pura yang ada pada umumnya di Bali. Hanya bedanya pura disini lebih kecil dengan bahan dasar didominasi dengan batu kapur. Pura Paluang terletak di Desa Karang Dawa, berada di kawasan paling barat Nusa Penida.
Jarak tempuh ke Pura ini dari pelabuhan Nusa Penida dengan kendaraan bermotor kurang lebih 40 menit. Dan yang paling istimewa dan berbeda yaitu didalam Pura terdapat 2 model mobil yang memang sengaja ditaruh disana.
Kalau dari cerita driver yang membawa kami, keberadaan mobil yang ada di pura ini dikarenakan warga setempat pada malam-malam tertentu sering mendengar deru mobil dan suara klakson dari arah Pura. Padahal dijaman dahulu area ini belum ada kendaraan yang masuk pulau. Hikss mendengar cerita nya saja sudah merinding.
Kemudian warga berdiskusi dan kemudian sepakat membangun mobil-mobilan didalam pura. Sejak dibangun mobil-mobilan tersebut suara deru dan klakson mobil hilang. Di Pura ini terdapat 2 mobil yaitu mobil Jimny dengan plat DK 28703 itu maksudnya DK itu singkatan Dusun Karang Dawa. Selain DK itu sendiri juga merupakan kode plat kendaraan untuk Bali.
Untuk plat nomernya yaitu 28703 dibuat sebagai penanda tanggal selesai renovasi 28 Juli 2003. Sedangkan mobil satu lagi dengan jenis VW dan plat nomernya KD 013 yang menjadi penanda Karang Dawa 2013. Hanya entah kenapa saya tidak mengambil satu pun foto yang ada diarea dalam pura. Hikss maafkan saya.
Pura yang ada di Nusa Penida.
Dari posisi kami berdiri di Pura Paluang kami juga melihat satu pura lagi persis ditepi karang diseberang kami. Tapi karena kelihatannya jauh sehingga kami tidak berminta untuk mampir kesana. Kalau melihat pura tersebut dari posisi kami, ada kesan anggun dan mistis. Karena letaknya pas diujung karang sehingga uap air akibat angin dan ombak atau air laut yang berpecah dan menabrak tebing sehingga terlihat kabut menutupi area pura.
Sebelum kami meninggalkan pura Paluang, saya pun mengambil foto detail ornamen yang ada disekitar pura. Ini salah satu yang saya suka setiap kali berkunjung ke Bali, selalu saja saya menemukan ornamen-ornamen dan detail dekorasi yang menarik disetiap sudut kota, baik itu di pura, taman ataupun jalanan.
Pohon Kamboja Bali dengan latar langit yang biru, perpaduan yang kontra sekaligus menarik buat saya. Perjalanan selanjutnya di Nusa Penida akan kita lanjutkan di artikel selanjutnya.
Huwaaaa.. Itu gimana ya caranya bisa ada suara mobil di dalam pura Lin. Serem ya…
Tapi Nusa Penidanya cantiiik. Udah lama dengertapi baru kali ini gw baca tentang Nusa Penida. 😀
Konon sich ceritanya begitu Dani. Dengarnya aja merinding itu pun nanya ke driver agak2 takut sudah menduga pasti ini ada cerita mistisnya. Tapi karena penasaran mau nga mau nanya juga hehehehe…
Tunggu cerita selanjutnya yach Dan 🙂
Huaaaa.. Gak kebayang gw gimana ceritanya. Apa sih-apa siiih? Bisa jadi satu postingan tuh Lin keknya.
Penasaran ama cerita Nusa Penidanya! 🙂
Kalau berbagi cerita mistis aku nga mau ahhh.. mending tanya bapak drivernya langsung hehehehe..
Tunggu cerita selanjutnya yach!
Waktu ke Bali aku belum ada kesini.
Boleh juga nich sebagai refrensi untuk ke Bali lagi.
Btw salam kenal ya 🙂
Salam kenal Kezia terima kasih yach sudah mampir dan baca.
Ternyata Bali itu banyak bangat yach yang belum kita jelajahi. Ayooo kesana biar nambah cerita lagi mengenai nusa penida 🙂
Di Nusa Penida memang puranya unik-unik… karena pulaunya sendiri memang unik. Saya jadi ingat punya bahan soal pulau ini yang belum saya tulis :haha, tapi pulau ini memang sekarang sedang booming, sih :hehe.
Dan, begitulah masyarakat Bali, kadang percaya klenik. Bukan cuma soal membangun monumen, ganti negara saja pernah dilakukan gara-gara suara gaib :hehe :peace.
Jadi ditunggu ceritanya soal Nusa Penida yang lain Mbak :hehe. Di sana berapa hari?
Cuma sehari semalam Gara, tapi jalannya diuber kesemua tempat sekaligus jadi serba buru-buru semua hiksss..
ooo yaa pernah ganti negara. gimana ceritanya? Nah ada satu pura yang jauh diujung sana, kalau drivernya bilang itu pura tdnya letaknya lebih jauh dari yg skrg tiba2 pindah karena ada wanita yg lagi hamil besar pengen ibadah karena jauh puranya yang berpindah mendekati si ibu. langsung merinding dengarnya.
Ayooo gara tulis mengenai nusa penida biar nambah literatur.
Di Nusa Penida itu puranya ajaib-ajaib semua Mbak :hehe. Sip nanti setelah saya balik ngetrip akan saya tulis, tapi sebelumnya publish tentang Pulau Menjangan dulu :hehe :peace.
Silahkan Gara. Entar habis ini mampir ketempat mu dech baca-baca Menjangan. Aku juga belum pernah kesana.
Belum publish Mbak :hehe, mohon maaf :)).
hehehe, nga apa2 gara. tetapmenanti dan memantau postingan lu koq