Setelah pergi mengunjungi rumah ramah lingkungan yang beberapa bulan yang lalu kami kunjungi. Kunjungan tersebut memberi efek yang cukup panjang buat saya dan teman-teman kantor saya. Dan sekarang virus tersebut membuahkan kebiasaan baru buat saya yaitu hobi menanam.
Selain belajar memisahkan sampah organik dan organik. Mbak Wulan juga mengajarkan saya bagaimana mengelolah sampah organik tersebut melalui kotak felita. Dan beliau juga meracuni saya dengan bibit-bibit tanaman. Sehingga ketika pulang dari Cibubur saya pun menyiapkan wadah untuk bibit agar bisa ditanam.
Karena saya tidak punya lahan untuk menanam seperti dipekarang atau halaman alhasil balkon rumah untuk menjemur pun saya gunakan sebagai tempat saya menanam bibit sayuran yang saya beli. Jadilah mengumpulkan wadah berupa kotak-kotak plastik makanan yang sudah tidak terpakai saya kumpulkan. Saya lubang-lubangi dan saya isi tanah beserta bibit.
Kebiasaan dan Hobi Menanam.
Bibit yang sempat saya beli dari Mbak Wulan itu antara lain bibit caisim, bayam dan kangkung. Saya cuma berani nanam 3 jenis tanaman, karena saya masih baru belajar-balajar nanam. Takutnya kalau kebanyakan jenisnya pada mati atau nga keurus. Yang ada sayang aja.
Selain itu kadang saya ngumpulin bibit cabe yang sudah busuk. Kemudian ada jahe yang sudah mulai ada tunasnya karena kelamaan dibiarkan begitu saja. Saya coba taruh diwadah tanam ternyata numbuh dong hehehe..
Setelah beberapa minggu akhirnya bibitnya pun tumbuh menjadi tanaman setinggi 5 cm. Ketika menaruh bibitnya saya terlalu bersemangat maka tanaman tersebut mepet-mepet dalam satu wadah. Kemudian ketika agak besar setinggi 10 – 15 cm mulai dech tanaman tadi saya semai di wadah bambu yang memanjang.
Setelah disemai satu persatu di wadah bambu ternyata tanamannya masih banyak bersisa sedangkan wadahnya kurang akhirnya saya kasih ke teman-teman kantor yang juga sedang semangat-semangatnya dengan hobi menanam.
Cukup diwadah kotak makanan yang tidak terpakai saya menanam bibit sayur tersebut dibalkon tempat berjemur rumah saya.
Bambu Memanjang dengan ruas-ruas yang cukup panjang sehingga menjadi sekat dan pembatas. Potongan bambu seperti ini tinggal ditaruh tanah dan bibit.
Bayam yang sudah cukup besar. Hanya karena terlalu dekat jaraknya sehingga numpuk menjadi satu.
Bayam yang masih kecil
Pare hasil dari hobi menanam di kantor
Timun
Menanam di Halaman Kantor.
Berbeda dengan saya yang menaruh bibit di wadah kotak makanan dan diletakkan di balkon ruang jemuran. Teman-teman kantor saya lebih beruntung. Mereka menggunakan lahan kantor yang cukup luas untuk hobi menanam mereka. Dengan tanaman yang lebih bervariasi antara lain kacang panjang, melon, tomat, pare, labu, timun, cabe, jagung, semangka dll.
Untuk pupuk nya sendiri teman-teman kantor saya tinggal mengambil pupuk cair hasil dari fermentasi sampah organik yang saya kumpulkan dan masukkan di kotak felita. Yang mana cairan tersebut dengan perbandingan 1 : 100 gram air dapat digunakan berkali-kali dengan cara disemprot di bagian bawah daun. Dan dilakukan setiap hari atau paling lama 2 hari sekali. Sedangkan tanahnya dicampur dengan kompos dari material padat hasil fermentasi kotak felita. Sehingga bisa dijamin kalau tanaman yang ada disini benar-benar sehat dan bersih dari pestisida.
Dimana kami sudah menikmati hasil dari beberapa tanaman dari hobi menanam antara lain timun, kacang panjang dan pare seperti pada foto yang ada diatas untuk dijadikan santapan makan siang saya. Sedangkan yang lainnya tinggal menunggu sampai waktunya panen. Senang sekali melihat perkembangan dan hasil dari hobi menanam kami ternyata tidak sia-sia.
Waaah Liiin. Menggiurkan banget ini hasil tanamtanamnyaa. Ntar gw nanya beli bibitnya ke mana yaaa. Hihihi. Makasih Lin.
Entar japriannya Dani. hehehe. sama-sama 🙂
wah, saya selalu bermimpi bisa tanam tanaman seperti ini, keren apalagi yang sampe panen pare, pasti cantik tanamannya. salam kenal ya.
Salam kenal mbak Kei, terima kasih sudah berkunjung kesini yach. Di Jerman rada susah yach mbak nanam sayuran apalagi pare gitu yach? Semoga suatu saat mimpinya terwujud yach.
saya lagi kepikiran mau buat taman kecil sayur2-an
tapi belum mulai2 … biasa butuh “tendangan” hehehe
kan asyikkk ,,, makan sayuran dari hasil panen sendiri
Awalnya aku pun mikirin hal yang sama mas. tapi karena temannya banyak dan sudah menikmati hasilnya jadi tambah semangat untuk terus menanam.
Siip candu hobi bertanam merasuk. Menikmati panenannya semakin semangat ya Ade. Selamat berkebun
Hehehe senang yach mbak Prih apalagi kalau sudah menikmati hasil dari berkebun. Jadi makin rajin dech.
kk juga nanamnya mepet2.., satu pot bisa dua tanaman..bibitnya minta sama kebun SD,,
jadi pengen cerita juga nih…
sama yach ternyata. ayoo kak monda biar virus bertanam-tanaman makin menyebar hehehe..
Kaya Bapa kuuuu suka tanam menanam hehehe. Dari barang2 gak kepake juga suka dia cobain jadi pot nya dan pernah gagal pas nyobain hidroponik selama sebulan terus wajahnya kecewa gitu, akhirnya dibuang2in tanaman yang gagal nya, aku sedih masa Mbaaa 🙁
Sedih doang tapi gak ikut bantu hahahaha *ngeselin*
Hehehe.. walaupun yang ngerjain Bapa tapi kita keikut semangat dan sedih nya dia yach. aku juga berani nya nanam yang gampang-gampang dulu takut entar tanamannya gagal sedih dech.
keren kak cara-cara belajar menanamnya, saya biarpun mahasiswa ekonomi laki-laki pula tapi suka sekali loh menanam haha. saya lagi tanam bunga-buangaan sama terong & sawi 🙂 semoga berhasil hobinya yaa
Asyikk ada temannya, senangnya. Jangan salah cowok juga banyak koq yang hobi menanam apalagi bunga hehehehe.. Terima kasih yach.