Dari Pantai Pink, kapal pun berangkat menuju Gili Laba tempat nantinya kami menginap. Selain kapal kami, terdapat beberapa kapal lain yang juga berlabuh disekitar pantai Gili Laba untuk bersiap besok harinya treking ke puncak bukit Gili Laba. Selama 2 malam kami menginap cuaca nya sangat panas dan terik sehingga pada malamnya langit kelihatan lebih terang.
Pemandangan seperti ini lah yang sangat saya impikan jika sedang berada disuatu daerah. Sesekali saya terbangun jam 1 atau 2 pagi hanya ingin keluar dari kamar dan melihat ke langit-langit. Betapa cantiknya bintang-bintang yang bertaburan diatas kapal kami. Sesekali saya mendengar suara orang-orang yang sedang ngobrol di kapal sebelah, saya hanya sebentar memandang-mandang kearah sekitarnya, dan kemudian kembali ke kamar.
Pagi hari nya kamipun bersiap untuk treking dan sebelumnya sarapan terlebih dahulu. Ketika sarapan saya sudah melihat rombongan dari kapal yang lain sudah mulai menaiki bukit dan mereka ternyat sejak dari jam 5 mulai naik untuk mengejar sunrise. Hikss kalau tau gitu saya ikutan mereka dech. Karena sedari tadi saya sudah bangun hanya karena nga ada yang mulai gerak jadi saya males-malesan di tempat tidur dech.
Trekking di Gili Lawa Darat.
Karena sudah sarapan dengan menu yang lengkap saya semangat untuk treking dan lihat jalur nya sich sebenarnya tidaklah terlalu tinggi hanya karena permukaan tanah berpasir sehingga kalau tidak hati-hati yang ada kaki kita tergelincir. Jalur menuju puncak bukit sebenarnya dapat ditempuh dalam beberapa titik tinggal milih mau jalur yang landai apa yang terjal.
Kami memilih jalur yang landai jadi jarak tempuhnya agak lama dan panjang tapi kita dapat berjalan dengan santai kalau melewati jalur ini. Sedangkan jalur terjal kita langsung menapaki bukit yang paling tinggi dan dari sini pemandangan jauh lebih luas dan menantang. Kita dapat melihat Pulau Flores dan Pulau Komodo lebih jelas dari puncak ini.
Karena kami berjalan dengan santai sehingga jarak tempuh dari naik sampai kembali kebawah sekitar 2 jam. Bapak Bartolomeus atau Pak Meus bolak balik mengelus dada lihat kelakuan kami yang mana setiap tempat pasti berhenti untuk berfoto. Yang tadinya dia ngomel-ngomel tapi ketika kita ajak ikutan foto yang ada si Bapak jadi ikutan narsis. Tapi tetap setelah itu dia teriakin kita lagi untuk mempercepat langkah kami untuk naik keatas. Hehehehehe.. Karena ada beberapa teman yang sudah berada diatas nungguin kami sedangkan kami nya santai-santai foto dibawah. Teman-teman yang diatas teriak-teriak kepanasan dan bosan nunggu dan nga tau nunggu nya sampai kapan?
Model : Susana Juwono
Setelah kami merasa sudah cukup puas melihat-lihat pemandangan yang ada disekitar kamipun segera turun untuk mengambil peralatan snorkling dan kamera underwater yang ada di kapal. Siap untuk menjelajahi pemandangan bawah laut Gili Laba.
Pemandangan dari atas Gili Laba.
Sungguh lengkap pengalaman yang kami dapat di Gili Laba. Dari puncak bukit kita bisa melihat panorama Gili Laba secara keseluruhan dengan pulau-pulau seperti Pulau Komodo, Pulau Flores dan beberapa pulau lain dapat kita lihat dari sini. Selain dari pemandangan bukit yang kering kecoklat-coklatan kita juga dapat melihat pemandangan yang indah berupa background langit dan laut yang sangat biru. Gradasi warna yang sangat kontras tapi indah.
Dan rasanya dari puncak bukit ini tidak sabar untuk nyebur dan menikmati pemandangan bawah laut nya juga. Dari pinggir pantai saja saya sudah bisa melihat air yang jernih dengan terumbu karang yang rapat-rapat dan indah. Berbagai jenis kima, nemo, lili laut dapat saya temui disini.
Semoga kebersihan dan kelestarian alam yang ada di Gili Laba dapat terjaga dengan baik sehingga kalau saya kesini lagi saya masih bisa menikmati hal yang sama seperti yang saya rasakan saat itu.
Ahhhh gak kesini pas ke Komodo. Kece bgt ya
Hiksss keren mbak. Dua buntut pulau ketemu kayak ekor komodo kalau orang sana bilang 🙂
Udara di sana pasti jernih sekali ya Mbak secara semua tampak jelas bahkan bisa melihat detil bukit yang ada di kejauhan itu :hehe. Dan garis pantainya breathtaking banget. Tanjung dan teluk berpadu, dua laut seperti terpisah dinding yang sangat sempit, mengagumkan. Mudah-mudahan suatu hari nanti bisa tandang ke sana :hehe.
Jernih gara kelihatan tidak ada polusi yach warna langit dan lautnya bening. Ahhh.. seandainya orang-orang kita bijak menjaga keindahan alam pasti potensinya berlipat kali Gara. 🙂
Iya Mbak :)).
🙂
Amin Gara semoga segera sampai kesini yach. Dari lombok atau bali sebenarnya sudah dekat Gara.
Aku berharap juga sama, semoga tetap terjaga semua.
Wah kece banget sumpah..
Aminnn.. itu yg paling penting soalnya org kita kalau ada tmpt yg bagus gatel bgt buat dikotorin hiksss..
Iya, aku juga ingin lihat langit sebiru itu..
Amin pasti kesampaian kesini yach
Ammmin, makasih.
🙂
mbak itu 1 orang berapa ya di kapal?
Maksudnya 1 kapal bisa diisi brp org gitu yach. Tergantung kapalnya sich mas. Kl yg kecil bisa 5-6 orang. Kl yg besar bisa 10-15 orang. Ada yg besar juga kyk kapal penisi gitu tp nga tau kapasitasnya brp
Kalo 5-6 msh enak ya. Lbh privat.dan hbsnya brapa mbk per kepala? Hehehe maap bnyk nanya
Kalau paketnya sich 3.5 juta mas sdh ikut semuanya (makan, kapal dan sewa mobil), yg mahal itu tiket pp nya mas.