Buku Bacaan

Review Buku Pulang dan Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

Akhirnya saya bisa menulis review buku Pulang dan Laut Bercerita, dari pengarang favorite saya, Leila S. Chudori. Pertama kali saya diperkenalkan dengan buku karya Leila S. Chudori adalah ketika membaca buku 9 dari Nadira. Adik saya mendapatkan buku ini dari pameran buku yang dia hadiri. Dan memang buku ini sudah lama dia cari dan akhirnya ketemu di pameran buku.

Dari membaca buku 9 dari Nadira, saya penasaran dengan tulisan pengarang wanita yang satu ini. Dan mulai nyari-nyari buku hasil tulisannya. Kemudian nemu buku Malam Terakhir yang juga kumpulan cerpen, lalu Pulang dan Laut Bercerita.

Dari beberapa penulis Indonesia yang paling saya sukai selain Pramoedya Ananta Toer pastinya, saya cuma mengidolakan Leila S. Chudori dan Ayu Utami. 2 Perempuan jenius, mantan jurnalis dan dengan membaca buku karya mereka, imajinasi kita diajak untuk berpikir kritis dan luas.

Kalau buku 9 dari Nadira dan Malam Terakhir karena keduanya kumpulan cerpen jadi saya skip saja yach. Untuk kali ini saya mencoba fokus dengan buku Pulang dan Laut Bercerita.

Saya jarang membuat review buku, karena menulis sinopsis buku versi bahasa saya pasti jatuhnya belepotan. Review buku yang pernah saya tulis yaitu mengenai Tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Pulang

Dimas Suryo seorang eksil Politik Indonesia bersama 3 sahabat Nug, Tjai, dan Risjaf yang juga eksil Politik merupakan pendiri dan pengelola Restaurant 4 Pilar Tanah Air. Dimas merupakan satu dari beberapa wartawan Indonesia yang berkelana bertahun-tahun dan tidak dapat kembali ke Indonesia karena kondisi politik saat itu. Berusaha mencari suaka dan akhirnya menetap dan tinggal di Paris.

Di Paris, Dimas terlibat dalam demo mahasiswa dan bertemu dengan Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah. Di Paris Dimas menikah dengan Vivienne dan mempunyai anak bernama Lintang Utara.

Sebagian cerita di buku menceritakan pergumulan hidup Dimas Suryo dari mahasiswa, menjadi wartawan yang berlawanan arah politik dengan pemerintah saat itu, kemudian dikirim mengikuti kongres di Santiago. Mencari suaka ke Havana, Peking dan Eropa.

Bagian lain dari buku Pulang, berkisah mengenai Lintang Utara. Yang berkeinginan kembali ke Indonesia menyelesaikan tugas akhir dengan membuat kisah keluarga korban 30 September. Perjalanannya di Indonesia membuat Lintang tau asalnya dan mengenal lebih jauh tanah airnya.

buku-pulang
Pulang. Foto diambil dari Goodreads

Laut Bercerita

Biru Laut ditangkap oleh kelompok yang telah lama mengincar mereka. Satu persatu ditangkap, disiksa dan diinterogasi untuk mengetahui siapa dalang dibalik aksi mahasiswa yang selama ini berlangsung.

Penangkapan Biru Laut menjadi simbol misteri hilangnya beberapa aktivis pada masa tragedi 1998. Sebagian isi buku menceritakan kisah hidup Laut dan aktivitasnya bersama teman-temannya di kampus. Melakukan gerakan sosial dan mengadakan pertemuan untuk demo memperjuangkan yang tertindas.

Kemudian masuk ke masa-masa pelarian dari desa ke desa, bersembunyi dan menulis artikel majalah untuk mengisi waktu dan uang. Dan akhirnya ditangkap, disiksa dan dibuang di laut. Bagian penyiksaan nya sungguh memilukan dan menguras air mata.

Sebagian buku bercerita tentang perjuangan Asmara Jati, adik dari Biru Laut mencari dan menemukan keberadaan kakaknya. Bagimana kisah kekeluargaan dan persahabatan dengan keluarga korban aktivitis yang juga hilang pada tragedi 1998.

buku-laut-bercerita
Laut Bercerita.

Pulang dan Laut Bercerita

Buku Pulang dan Laut Bercerita memiliki benang merah yang hampir sama. Berisikan sisi kelam tragedi yang terjadi di Indonesia, baik itu tragedi 30 September dan demo mahasiswa tahun 1998 dalam usaha menurunkan kekuasaan presiden saat itu.

Begitu banyaknya korban yang berjatuhan. Dan efek yang ditimbulkan bagi keluarga korban. Ada yang tidak mendapatkan status di masyarakat dan posisi di kantor tempat bekerja karena ada embel-embel yang ditempelkan didalam diri mereka.

Dan kalau boleh jujur, issue seperti ini masih dipakai di jaman sekarang dengan maksud menjatuhkan seseorang yang menjadi lawan politik. Rasanya koq yach aneh juga tapi nyata.

Saya senang mereview buku Pulang dan Laut Bercerita karya Leila S. Chudori karena cara beliau mengemas sesuatu cerita yang tabu di masyarakat, seperti kisah Lintang Utara yang merupakan anak Dimas, seseorang yang kewarganegaraannya di Indonesia tidak diakui.

Bagaimana ketika Lintang mengikuti acara di kedutaan, semua orang menatap curiga dan merendahkan posisi Lintang. Lebel itu tetap melekat walaupun Lintang besar dan tinggal di negara yang jauh.

Begitu juga dengan keluarga Biru Laut, melihat kondisi Bapak dan Ibu nya yang selalu menatap nanar piring kosong milik Laut. Dimana pemilik piring tak pernah kunjung datang setelah bertahun-tahun dinanti.

Kesamaan lain yang ditemukan dari kedua buku adalah detail-detail kecil mengenai bumbu racikan memasak. Bagaimana Dimas dan Laut sangat pintar di dapur dan meramu makanan sederhana menjadi istimewa.

Dan yang pasti adalah kisah cinta, persahabatan dan kekeluargaan sangat lekat dalam semua buku yang ditulis Leila S. Chudori. Tidak terkecuali di buku Pulang dan Laut Bercerita.

Semoga review buku Pulang dan Laut Bercerita karya Leila S. Chudori menambah jumlah kategori buku yang menggugah rasa kebangsaan dan nasionalis kita sebagai anak Indonesia.

4 Comments

  1. bersapedahan 16 Juni 2020
    • Adelina 16 Juni 2020
  2. Sintia A. 23 Juni 2020
    • Adelina 24 Juni 2020

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: